Selamat Ulang Tahun Jessy
Tiu, tidak lupa. Hari ini kau
berulang tahun yang ke lima. Di diulang tahunmu yang ke tiga, kau tampak begitu
ceriah menyambut ucapan selamat dari beberapa teman sepermainanmu. Kala itu,
walau kau sudah menginjak tiga tahun, tapi sifatmu tidak berubah. Kau selalu
cenggeng merepotkan seisi rumah. Bila menjelan malam, papa dan mamamu harus
menyiapkan susumu karena kau selalu meminta susu di tengah malam dan bila
keinginanmu itu tidak di penuhi karena cadangan susumu habis atau papa dan
mamamu lupa membelinya, kau akan menangis sejadi-jadinya.
Tiu berharap di ulang tahunmu
yang kelima ini kau tidak lagi cenggeng seperti dulu. Dan, terakhir ku dengar
dari papamu, sekarang kau sudah masuk sekolah TK Cannosa (Taman
Kanak-kanak Cannosa) di Dili dan Tiu sangat senang mendengarnya. Tapi, dari
cerita Papamu, katanya, kau mulai nakal. Lebih nakal dari kakakmu, Ivan Sorotu
Malay.
Hampir setiap pagi sebelum kau
berangkat ke sekolah kau selalu merengek meminta uang jajang 1 $ USD (satu
dollar) dan kalau permintaanmu itu tidak dipenuhi oleh papa-mamamu, kau akan
mengancam untuk tidak pergi sekolah. Walau begitu, Tiu tetap menilainya sebagai
hal yang positif karena dengan begitu mentalmu akan terbentuk sehingga kau akan
tumbuh menjadi seorang pemberani.
Kau tahu, Jessy? Disini ekspresi
Tiu begitu mengebu-ngebu. Tiu ingin sekali memelukmu, mengecupmu, dan
menyampaikan ucapan selamat ulang tahun secara langsun padamu. Tapi, rupanya
Tiu tidak bisa melakukan hal itu, karena kita telah terseret oleh ruang dan
waktu. Hari ini, Tiu hanya membisu di kamar sambil memandang lekat-lekat
potretmu yang waktu kau masih berumur tiga tahun. Cuma hal itu yang
bisa Tiu lakukan. Wajahmu di potret itu sedikit menghibur Tiu meskipun
tiu tahu hal itu akan semakin menambah kerinduan Tiu padamu.
Tiu ingat kala kau merayakan
ulang tahunmu yang ke tiga, Tiu tidak memberimu Kado ulang tahun sehingga
kau-pun bertanya pada Tiu: “ Tiu..Kado ulang tahunku mana”.? Saat itu, Tiu Cuma
bisa memberimu 5 $ USD (Lima Dollar) karena hanya itu yang Tiu punya. Dan
kaupun menerimanya dengan riang. Di usiamu yang ke tiga itu kau belum bisa
mengeja kata-kata dengan fasih sehingga Tiu selalu menyuruhmu mengeja ulang
setiap kalimat yang ke luar dari mulutmu yang menurut Tiu masih salah
aksenya.
Tapi sekarang, Tiu yakin kau
sudah berubah tidak seperti Jessy yang dulu masih berumur tiga tahun. Kau pasti
sudah menjadi anak yang pinter dan lancar berbicara sehingga kalau Tiu kembali,
Tiu tidak lagi menyuruhmu mengeja kata-kata. Kau juga sering rewel kalau sudah
ke kios, kau akan meminta beli ini, beli itu. Mengingat tipikalmu yang
cenggeng, rewel dan mudah menangis itu, memory seolah berputar kembali ke masa
tiga tahun yang lalu itu.
Jessy, ketika tiba saatnya Tiu
kembali, barangkali Tiu tidak kuat lagi untuk mengendongmu ataupun membopongmu
di atas pundak Tiu karena dengan bertambahnya umurmu maka akan bertambah pula
pertumbuhan fisikmu. Ahh..rasanya Tiu ingin secepatnya kembali dan melihat kau
dan kakakmu Ivan berlari berhamburan keluar dari dalam rumah sambil berteriak
memanggil-mangilku namaku, Tiu Silio.. Tiu sudah datang...Tiu Silio sudah
datang seperti yang kau lalukan bersama kakakmu waktu aku balik ke Timor
Leste untuk mengurus Visa baru-ku.
Jessy, kamu jangan mengira Tiu
tidak mengingatmu. Disini, dikamar kecil ini, Tiu selalu memikirkan kalian
bertiga: Ivan Sorotu Malay, Jessy Payasorot dan adik kecilmu Jhonny Jessorot.
Kau tahu Jesssy , ketika Tiu menekan tombol-tombol keyboard Leptop, Tiu
tidak mampu lagi menahan air mata. Tombol-tombol keyboard basah dengan airmata.
Tiu seperti bocah kecil yang menangis terisak-isak. Pendeknya Tiu selalu
merindukan kalian bertiga (Trio Sorot).
Jessy Tiu harus mengakhiri
tulisan ini, karena semakin Tiu mengetik dan memencet tombol-tombol keyborad
Leptop, tangisan Tiu semakin meledak-ledak. Baiklah Jessy untuk ulang tahunmu
kali ini, Tiu hanya bisa bilang sama kamu: “Huhumere no vari ica rau-rau Tiu
ta’a kois fulehe mara enaci ”.
“Selamat ulang tahun”.
Peluk dan kecup.
Cimahi, 31 Juli 2012
.
Komentar